Refleksi Mahasiswa Harus Turun Ke Desa
![]() |
sumber gambar : Google |
Beruntunglah kalian yang dapat mengenyam pendidikan sampai ke tingkat sarjana. Masih banyak orang diluar sana yang punya keinginan untuk dapat mengenyam bangku perkuliahan seperti kalian. Namun karena mahalnya pendidikan yang ada di Indonesia cita-cita indah itu hanya menjadi sebuah mimpi yang tidak dapat terwujud. Latar belakang ekonomi yang rendah menjadi alasan utama yang sering ditemui di masyarakat. Jangankan untuk berkuliah, untuk mengisi kebutuhan sehari-hari saja masih sulit. Pilihan yang ada dan cukup rasional ialah bekerja. “Kalian para kaum terdidik pasti tidak sedikit yang berfikir Kenapa tidak memanfaatkan beasiswa dari pemerintah yang ada?” “kenapa tidak bekerja sambil kuliah?” “Kan banyak toh yang kuliah sambli kerja”. Yaa, itu pertanyaan dan juga saran yang lumayan bagus. Tapi kondisi yang terjadi di lapangan tak seperti teori-teori yang kalian pelajari di ruang kelas dan tak semanis omongan para orang berdasi yang berbicara mengatasnamakan rakyat. Beasiswa yang diberikan pemerintah itu terbatas, dan hanya orang-orang cerdas yang dapat menikmatinya. “Apakah orang bodoh tidak boleh berkuliah?” Bukankah tujuan mulia negara ini tertuang dalam pembukaan UUD yang salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa. INI MERUPAKAN TUGAS NEGARA, “siapakah yang ingin ditakdirkan menjadi BODOH?” Saya rasa tidak ada satupun orang yang ingin ditakdirkan seperti itu. “Apakah orang bodoh bukan termasuk bagian dari bangsa ini?” “Apakah dengan yang bodoh bukan termasuk dalam tujuan negara?”. Saya rasa kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa” itu sangat jelas menjadikan fungsi negara untuk memberikan pendidikan semua warga negara tanpa terkecuali. Bukan membatasi skat-skat antara si kaya dan si miskin.
Jika pertanyaan diatas diperdebatkan
dengan para orang pintar yang sedang menjalankan negara tentunya kalian akan
menemukan pertanyaan baru lagi. “Berapa jumlah APBN kita?”. “Apakah efektif
mencurahkan dana yang besar untuk pendidikan bagi semua orang?”. “Apakah semua
yang dibiayai uang negara dapat berkontribusi untuk pembangunan negara?”. “Apakah
kebetuhan negara ini hanya itu saja?”, dan masih banyak pertanyaan serta
retorika yang tak terhingga yang akan muncul menghampiri kita. Perdebatan dan
perlawanan akan menjadikan sebuah drama antara kita dan oknum negara. Pertanyaan
pertama akan menjadi sangat panjang jika dijelaskan. Karena kita Indonesia
bukan negara Cuba. Jadi cita-cita mulia seperti menjadi dokter sulit tercapai
jika kalian hanya bermodal pintar saja, namun harus diimbangi modal finansial. Ditambahlagi
dengan swastanisasi progam pendidikan sejak dari TK sampai SMA bahkan Perguruan
Tinggi, adanya banyak kesenjangan sarana dan prasarana mutu pendidikan di
negeri ini. Swasta hadir dengan segala fasilitas dan mutu melebihi dengan
sekolah milik negara. Sekolah hadir seperti untuk meraub untung dari
kalangan-kalangan elit dengan menawarkan mutu. kesenjangan kwalitas pendidikan
nampak terlihat sejak taman kanak-kanak. Selain kesenjangan yang mencolok dari
kwalitas mutu pendidikan yang ditawarkan masing-masing sekolah. Menjadi suatu
keberuntungan kalian dapat mengenyam kwalitas mutu pendidikan yang maju yang
dilengkapi dengan teknologi-teknologi baru serta para pengajar yang memiliki
kwalitas. Mereka kalangan ekonomi rendah sulit untuk merasakan itu, mereka juga
tidak di dukung dengan asupan gizi yang baik. Bagaimana mungkin mereka bisa
berfikir bagus ketika perut mereka krongcongan. Logika tanpa logistik itu tidak
akan mungkin berjalan lancar. Dibalik senyum dan keceriaan anak yang kurang
mampu sering menyimpan banyak perasaan iri kepada kalain yang hidup dengan
segala fasilitas yang ada.
“Saya akan mencoba menjawab
pertanyaan yang kedua, apakah tidak bisa kuliah sambil kerja?” Tentu saja itu
bisa dilakukan oleh kalangan menengah keatas yang ekonominya sudah cukup lumayan.
Bagi kalangan menengah kebawah kalian tidak akan sampai hati untuk melontarkan
pertanyaan dan saran tersebut jika melihat kondisinya langsung. Untuk dapat
menyelesaikan sampai SMA/Sederajat saja perlu banyak pengorbanan yang sudah
keluarga berikan. “Bukankah sekolah gratis?” Biaya sekolah memang gratis, namun
kebutuhan lain seperti perlengkapan dan uang saku perlu. Belum lagi iuran yang
dipungut oleh sekolah yang mengatasnamakan pengembangan ataupun iuran lain. “Kenapa
tidak membawa bekal?”. “Kenapa uang sakunya tidak ditabung?”. Sudahlah, kalian tidak usah membanyangkan
seperti dalam sebuah cerita dongeng atau sebuah peribahasa hemat pangkal kaya.
Mereka sudah cukup untuk berhemat, yang ditabung akan dimanfaatkan untuk
kebutuhan yang mendesak, bisa dibayangkan untuk makan sehari-hari saja sulit.
Apakah mereka akan menjaga uang tabungannya ketika seharian tidak dapat
menikmati makanan. Jangankan menabung makan saja kadang-kadang mereka hutang. Suatu
kebahagian tersendiri bagi orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya hingga
mendapat Ijasah dengan harapan untuk memperbaiki perekonomian keluarga.
Meskipun dengan keringat darah orang tua mereka memperjuangkan sekolah anaknya.
Kini harapannya bergantung kepada sang anak. Anak harus berkerja untuk meringankan
beban orang tuanya. Paling tidak sang anak dapat hidup sendiri. Tidak mungkin
seorang anak dapat terpikirkan hidup sendiri dan dan kuliah. Bagaimana mungkin
seorang anak akan kuliah dengan uang hasil kerjanya, ketika melihat keluarganya
hidup sulit dan untuk makan saja sulit.
“Apakah kalian sudah merasa beruntung
dapat menikmati bangku perkuliahan?” Semoga Tuhan menambahkan nikmat bagi
kalian yang sudah bersyukur. “Apa yang kalian ketahui tentang mahasiswa?”
Mahasiswa dianggap maha karena tridama perguruan tinggi. Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Tentu saja sebagai mahasiswa awam kalian sudah melakukan pendidikan
dan penelitian. Semester-semester awal dan untuk dapat mendapat gelar sarjana kalian sudah melakukan hal itu. Kemudian
pengabdian kepada masyarakat. Tentunya mekanisme perguruan tinggi sebagian
besar sudah menerapkan sistem KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dimana kalian
diterjunkan langsung kedalam masyarakat untuk melakukan perubahan. “Tapi apakah
dengan hal itu masyarakat dapat dapat berubah?” Waktu yang diberikan sebagian
besar perguruan tinggi hanya sebulan. Sebulan itu bukan hanya pelaksanaan
progam kerja saja. Masih dibagi dengan waktu perkenalan kepada masyarakat serta
menganalisa potensi yang ada di desa kemudian merumuskan progam kerja yang
sesuai dengan masyarakat. Hal itu seperti membikin sebuah petasan, kemudian
setelah terbentuk petasan kalian hanya menyalakan api dan membakar sumbu
petasannya saja. Banyak yang bisa membikin petasan, namun banyak juga petasan
yang tidak meledak. Itu disebabkan karena kondisi permasalah yang ada di desa
tidak bisa selesai dalam waktu sebulan kurang. Perlu waktu yang cukup lama serta
progam sama yang berkesinambungan untuk melakukan perubahan. “Apa dengan
melakukan ini kalian sudah bangga menjadi mahasiswa dan merasa sudah mengabdi
kepada masyarakat?” coba renungkan.
“Apa yang sudah kalian lakukan selama
mahasiswa?”. “Apakah aktif dalam bem, hima, ukm, atau organisasi kemahiswaan
yang lain?”. Atau kalian hanya menikmati perkuliahan hanya semata-mata untuk
mendapat gelar, untuk membanggakan orang lain, atau sekedar formalitas supaya
sama seperti yang lain kuliah. Hidup dalam lingkung mahasiswa merupakan hal
indah yang banyak merubah pemikiran dan persepsi kita. Banyak yang
memanfaatkannya dengan mencari ilmu dan pengalaman. Tidak jarang banyak yang
terbuai dengan nikmatnya kebebasan pergaulan. Menikmati hari-hari dengan
bersenang-senang, kemudian mengarungi lautan ombak cinta dengan romansa, foya-foya,
hingga tidak terhitung banyaknya dosa. Ini semua merupakan hal yang wajar bagi
saya. Kalian tidak usah malu terkait hal itu. Seburuk apapun masa lalumu,
sebajingan apapun kalian dulu, masa depanmu suci untuk dirimu.
Kondisi Desa
saat ini membutuhkan para mahasiswa. Kini saatnya kalian menambah pahala dan
mengurangi dosa untuk membantu sesama. Desa dengan segala kesederhanaan perlu
adanya kontribusi pemikiran dan bantuan kalian para mahasiswa. Sarjana Fakultas
pertanian sangat dibutuhkan untuk membantu menghasikan tanaman produksi yang
unggu. Sarjana Fakultas Ekonomi dibutuhkan untuk mengelola dan memasarkan atau
menciptakan hasil produk dari masyarakat. Sarjana teknik diperlukan untuk
membangun sarana dan prasarana Desa. Sarjana Fisipol dibutuhkan untuk mengajari
mesyarakat Desa supaya tidak mudah di bodohi oleh segelintir orang yang
mengatasnamakan wakilnya. Sarjana Kedokteran diperlukan untuk mengetasi
berbagai macam penyakit yang ada di Desa. Dan diperlukan banyak lagi para
sarjana dari semua jurusan dengan segala kemampuannya. Kalian harus tahu bahwa
banyak masyarakat Desa yang menjadi petani menanam dengan susah payah namun
hasil panennya dihargai murah. Masih lumayan mendapatkan hasil, tidak sedikit
mereka yang tidak mampu menjual hasil panennya. Kalian harus tahu karena
periksa ke dokter itu mahal, jadi ketika mereka sakit banyak yang mengonsumsi
obat-obatan yang sering di jual diwarung yang terkadang itu tidak cocok dan
dapat malah membahayakan kesehatannya. Kalian
harus tahu bahwa anak-anak kecil harus menempuh jalan yang sangat sulit
untuk mencapai sekolahnya. Kalian harus tahu bahwa masih banyak permasalahan
dan kesulitan yang ada di Desa. Hal ini dikarenakan kurangnya pengalaman dan
wawasan mereka, mejadikan kesulitan itu hanya bisa mereka rasakan dan dijalani
saja dengan ikhlas.
“Kenapa
harus ke Desa?” “Terus masa depanku bagaimana?” “Aku harus kerja” pertanyaan
dan pernyataan yang sering dilontarkan mahasiswa yang katanya jaman Now. Jika kalian yang membaca sampai
paragraf ini, berarti kalian orang yang memiki rasa ingin tahu tinggi dan
menyukai tantangan. Perlu diketahui bahwa progam DADES (Dana Desa) sekarang
sudah mulai berjalan. Satu Desa harus
menghabiskan 1 M dalam setahun, bukan tidak mungkin dana itu nantinya akan
ditambah. Pembangunan nasional yang diterapkan di Indonesia sekarang adalah Buttom up yang berarti dari bawah ke
atas. Pembangunan berdasarkan kebutuhan di tingkatan daerah yang terendah. Desa
merupakan tingkatan pemerintahan yang terendah dari sebuah negara. Atas dasar
itu nantinya akan banyak perputaran uang yang ada di desa. Banyak lapangan
pekerjaan yang ada di desa. “Lamar kerjanya dimana kalau di desa?” tidak usah
terlalu banyak memikirkan lamar kerja dimana. Cobalah turun ke desa dan lihat
permasalahan apa yang bisa kalian pecahkan. Pemikiran kalian akan menjadikan
suatu pekerjaan yang akan mensukseskan kalian. Lihatlah sejarah, Orang-orang
yang menjadi sukses dan terkenal adalah mereka yang selalu memikirkan untuk
membantu memecahkan permasalahan yang dialami masyarakat. Mark Zuckerberg menemukan
aplikasi facebook karena dia merasa orang-orang memiliki kesulitan untuk
menjadin komunikasi. Jack ma membuat perusahaan alibaba karena masyarakat cina
sulit menjual barangnya ke luar negeri. Nadiem Makarim menemukan Gojek karena
melihat tukang ojek menghabiskan waktunya menunggu dan masih harus ngantri
dengan rekan ojek yang lain. Mereka merupakan orang-orang yang berangkat dari
suatu permaslahan. Jika kalian mampu memecahkan
dan membantu permasahan yang ada dimasyarakat tentunya kesuksesan akan
menghampiri kalian. Bukan hanya itu saja, kebaikan kalian dalam membantu
masyarakat Desa tentunya menambah pundi-pundi amalan kebaikan kalian. karena Desa
memiliki banyak potensi serta banyak permasalahan yang bisa kalian lihat.
Paling tidak kalian bisa menyalurkan sedikit pemikiran inovasi dan solusi
kalian yang lebih maju kepada pemuda Desa yang tidak sempat mengenyam
pendidikan perkuliahan seperti kalian. kalian tidak akan mendapatkan
penghasilan atau pendapatan secara instan, namun setidaknya kalian memiliki
investasi sosial yang nantinya akan berdampak secara tidak langsung kepada
kalian. Desa memiliki potensi yang besar bagi kalian yang memiliki solusi untuk
membantu memecahkan permasalahan yang ada. Jangan hanya menunggu negara
mengatasi permasalahan yang ada, itu akan memperlama kesulitan dan penderitaan
yang ada di masyarakat Desa. terkadang malah kebijakan negara semakin
mempersulit mereka. Yang jelas Desa sangat membutuhkan kalian para Mahasiswa
dan Sarjana.
Maju terus dan berkaryalah
BalasHapusMaju terus dan berkaryalah
BalasHapus